Membaca Tanda Cinta Sapardi

Selasa, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Tangerang Selatan —80 sajak karya mendiang penyair Sapardi Djoko Damono (SDD) yang ditulis untuk sang istri, Sonya Sondakh, resmi dirilis oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Peluncuran buku berjudul mBoel ini berlangsung sederhana pada Senin siang (10/8/2020) di kediaman SDD, Ciputat, Tangerang Selatan dan disiarkan melalui Instagram Live @bukugpu dan @gramediabooks.

“Yang terakhir adalah untuk yang paling dicintai. Begitu pula dengan mBoel,  kumpulan puisi paling personal karya Pak Sapardi Djoko Damono yang ditulis untuk istrinya. 80 sajak terakhir karya Pak Sapardi di buku ini merekam percakapan hati Bapak dan mBoel yang saling diucapkan dengan penuh sayang dan cinta,” ujar Mirna Yulistianti, Kepala Bidang Sastra Gramedia Pustaka Utama.
 
Proses penciptaan mBoel bermula saat empat sajak Sapardi yaitu ‘Hujan Bulan Juni’, ‘Aku Ingin’, ‘Di Restoran’, dan ‘Ketika Kau Tak Ada’ dimuat di surat kabar pada tahun 1989. Sapardi lantas memfotokopi dan menyimpan bagian koran itu, sementara aslinya dikirim kepada Sonya, atau mBoel, yang waktu itu sedang studi di Paris.
 
Keempat sajak itu—yang kemudian banyak dikenal sebagai bagian tak terpisahkan dari perkembangan Sapardi sebagai penyair—seharusnya mengawali buku ini. Tetapi, karena sudah begitu banyak dikenal dan dimuat di beberapa buku, dijadikan lagu dan dibaca oleh entah sekian puluh ribu pendengar dan pembaca, sajak-sajak itu tidak dimuat Sapardi kecuali yang berjudul “Ketika Kau Tak Ada”, sesudah diubah ujud visualnya.


 
“Naskahnya sudah disiapkan Bapak sejak kira-kira dua tahun silam, direncanakan untuk terbit di hari ulang tahun saya, Agustus tahun ini. Bapak merencanakan semuanya sendiri, sebagai salah satu rangkaian rencana SDD tahun 2020,” tutur Sonya.
 
Keinginan tersebut akhirnya tetap dapat terwujud meskipun tanpa sang perencana. mBoel yang merupakan tribute atau terima kasih Sapardi kepada teman hidupnya selama puluhan tahun ini dapat terbit pada ulang tahun sang istri, tepat hari ini.

Setelah resmi diluncurkan, mBoel dijadwalkan terbit reguler dalam formathardcover mulai 17 Agustus mendatang. Buku ini terasa istimewa bagi penggemar karya-karya SDD karena seluruh sajak yang dimuat di dalamnya adalah baru dan belum dimuat dalam media cetak apa pun. (Wisnu/GPU)

 

 

Sapardi Djoko Damono lahir di Solo tanggal 20 Maret 1940. Sapardi telah menerbitkan lebih dari 50 buku berbagai jenis: puisi, cerpen, dan teori sastra, dan telaah budaya – karya asli maupun terjemahan. Buku puisi pertama yang berjudul duka-Mu abadi (1969) diterbitkan oleh sahabatnya, Jeihan Sukmantoro; sesudah itu berturut-turut yang terbit dua buku, Mata Pisau dan Akuarium (1974) oleh sebuah penerbit indie, Puisi Indonesia. Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, Melipat Jarak, Perahu Kertas, Sihir Hujan, Ayat-ayat Api, Namaku Sita, Sutradara itu Menghapus Dialog Kita, Kolam, dan Perihal Gendis terbit berturut-turut sampai tahun 2019. mBoel 80 sedang menunggu giliran.
 
Sapardi juga telah menerbitkan dua trilogi novel, Trilogi Soekram danHujan Bulan Juni, dan dua novel, Suti dan Segi Tiga di samping beberapa buku cerpen antara lain Sepasang Sepatu Tua dan Menghardik Gerimis.Sejak tahun 1968 ia menerbitkan beberapa buku esai dan buku teori sastra antara lain Sosiologi Sastra, Tirani Demokrasi, dan Ideologi, Politik, dan Sastra Hibrida, serta Sihir Rendra: Permainan Makna. Ia pernah menjadi koresponden sebuah jurnal ilmiah terbitan SOAS, London, dan menjabat sebagai dekan FIB-UI.
 
Kegiatannya itu telah memberinya penghargaan, antara lain Life-time Achiement Awards dari Freedom Institute (2013), Akademi Jakarta (2012), Majlis Sastera Asia Tenggara (2014), The Habibie Center (2016), dan Ubud Writers and Readers Festival (2018).

(Foto oleh Darwis Triadi)