DRAMER JAZZ JACKY PATTISELANO BERPULANG

Rabu, 13 Sep 2017 - 11:07 WIB

JAKARTA - Jacky Pattiselano, dramer jazz senior, wafat pada Selasa 12 September 2017. Jacky diketahui memang sempat sakit lama. Meskipun begitu, tetap saja mengejutkan dan dunia musik jazz Indonesia kembali kehilangan sang legendanya.

Jacky yang lahir tanggal 2 Januari 1949 di Surabaya itu adalah bagian dari sejarah musik jazz Indonesia bersama Jack Lesmana, Ireng Maulana, Bubi Chen, Bill Saragih, Maryono dan lainnya.

Jacky Pattiselano adalah bagian dari Pattiselano bersaudara. Yaitu Oele Pattiselano (gitar), Jacky Pattiselano (dram) dan Pery Pattiselano (bas). Pery Pattiselano lebih dahulu wafat tanggal 9 November 2005 dalam tragedi serangan bom bunuh diri di Hotel Grand Hyatt, Aman, Jordania. Rencananya, Jacky Pattiselano akan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta pada Rabu tanggal 13 September.

Pattiselano bersaudara mengingatkan pada kelompok jazz bersaudara di AS, Montgomery Brother, yaitu Wes Montgomery (gitar), Buddy Montgomery (vibes) dan Monk Montgomery (bas). Kedua kelompok bersaudara ini dikenal sama-sama memainkan musik jazz standard. Bedanya Oele terkesan banyak dipengaruhi gitaris Kenny Burrell dalam gaya permainannya, dibanding dengan Wes Montgomery. Sementara Jacky memiliki permainan swing jazz yang cukup kental dan konsisten.

Seperti juga dua saudaranya, Jacky merupakan musisi yang tidak banyak bicara. Bukan sombong. Dia mau bergaul dengan siapapun, musisi muda, senior dan wartawan serta para peminat jazz tetapi perlu “dipancing” ngobrol. Pianis Bubi Chen sangat senang bermain bersama Pattiselano bersaudara dan Bubi juga yang lebih banyak bicara di pangung. Menarik menonton Pattiselano Bersaudara bermain musik, mereka seperti tidak saling mengenal satu lainnya, tidak saling diskusi nada dasar, diam semua, tetapi harmonis dalam permainan. Koq bisa?

Jacky dalam perjalanan karirnya boleh dikatakan pernah main bersama semua musisi jazz senior Indonesia. Bahkan juga sempat bermain dengan anak ajaib Joey Alexander sebelum pianis muda tersebut hijrah ke Amerika.

Dalam Jazz Riders, Jacky main di Pendopo Bar Hotel Borobudur Jakarta medio delapan puluhan bersama, Jack Lesmana, Oele Pattiselano, Pery Pattiselano, pianis Didi Tjia, saxophonist Trisno, trumpet Dicky Laisamputi dan Ria Likumahua sebagai vocal. Kemudian Jack Lesmana pindah ke Australia dan posisinya digantikan Benny Likumahua. Acara Sunday Jazz ini sangat terkenal pada masa itu dan Jazz Riders pun merupakan grup legendaris dalam catatan perjalanan perkembangan musik jazz Indonesia.

“Jacky itu disiplin banget sama waktu. Tanggung jawabnya luar biasa. Orangnya baik banget dan menjalani hidup tidak ngoyo,” kenang Ria Likumahua yang menyesal tidak bisa melayat karena sedang di Bangka. Ria bersama suamiya, Benny Likumahua sedang dalam pertunjukan Band The Rollies di Bangka.

Dalam pandangan pemain bass Jefry Tahalele, sosok Jacky merupakan orang yang sederhana dengan permainan swing yang tiada dua di Indonesia. Jefry bersama Jacky sempat sepuluh tahun bersama dalam sebuah grup yang main di berbagai tempat. Antara lain di Pondok Indah pada hari Sabtu. (Penulis: Eddy Koko, Penikmat Jazz) (FID)

(okezone/edi)