Sikap Ketika Menghadapi Klien 'Rewel'

Selasa, 5 Sep 2017 - 10:29 WIB

‘Klien adalah raja.’ Tentunya kamu sering sekali mendengar ungkapan tersebut bukan? Ungkapan tersebut tanpa kita sadari secara tidak langsung kemudian membuat kita terjebak pada hubungan kerja yang tidak setara, antara kita sebagai penyedia jasa / barang dengan klien tersebut.

Tak hanya kita yang menganggap klien sebagai raja, Si Klien sendiri kadangkala jadi merasa dirinya perlu diistimewakan. Sikap ini kemudian membuat mereka bersikap rewel dan sewenang-wenang. Padahal, kita sendiri telah menunjukkan hasil kerja terbaik sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Lalu apa yang harus dilakukan bila menghadapi klien yang seperti ini? Berikut tip bagaimana menghadapi klien yang ‘rewel’ dari Adam Davis, penulis sekaligus public speaker:

  • Komunikasikan dengan Jelas. Ketika kita menghadapi klien yang sulit, seringkali para klien tersebut telah memiliki gagasan yang terbentuk sebelumnya tentang apa yang mereka harapkan, namun mereka tak selalu dapat mengomunikasikan harapan tersebut kepada kamu. Untuk beberapa alasan ketika kamu menjadi pemilik bisnis atau berperan sebagai pihak penyedia jasa, mereka mengira kamu bisa tiba-tiba membaca apa yang ada di pikiran mereka.
  • Kerjakan dengan benar. Terkadang tindakan kita sendirilah yang jadi penyebab rewelnya klien. Jika kamu mengacaukan sesuatu, perbaiki kesalahan tersebut. Jangan berpura-pura tidak ada masalah dan mengabaikannya begitu saja. Mengabaikan masalah yang ada tidak akan membuatnya hilang begitu saja.
  • Bersikap tegas. Bila kamu sudah melakukan tugas sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya namun klien masih juga berlaku tidak masuk akal, maka kamu boleh bersikap tegas. Menyenangkan klien tidak ada salahnya, namun jangan sampai ia jadi menindas. Jadi perlakukan klien sebaik mungkin tanpa menyulitkanmu pada akhirnya.

 

Salesman trying to convince a doubtful customer

 

  • Tetap ProfesionalJika kamu menemui klien yang memulai percakapan dengan bahasa yang kurang baik, ucapan yang merendahkan, dan senang menyerang, tetaplah profesional. Jangan merefleksikan gaya komunikasi mereka karena hanya akan menimbulkan konflik baru dalam bisnismu.
  • Bernegoisasi untuk win – win solution. Saat bernegoisasi dengan klien, coba pahami apa keinginannya dan usahakan agar kamu dan klien dapat menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan. Karena bila berujung pada kekecewaan klien, maka nama baik bisnismu bisa jadi dipertaruhkan. 

 

Source