Orangtua Bisa Dikatakan Hebat jika Lakukan Ini

Kamis, 21 Apr 2016 - 08:47 WIB

MENYIAPKAN anak menjadi pribadi yang berkualitas memang tidak mudah. Oleh karena itu dibutuhkan peran orangtua untuk membentuk anak tumbuh dengan baik.

Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-9 Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), belum lama ini, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty mengatakan, generasi emas adalah generasi yang pada tahun 2045, saat Indonesia akan memasuki usia 100 tahun merdeka, akan berusia antara 35-54 tahun.

Generasi ini akan berada pada usia produktif sehingga menjadi penerus bangsa Indonesia. Generasi emas diharapkan menjadi generasi yang cerdas komprehensif, yaitu produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul.

Melalui Program 'Menjadi Orangtua Hebat dan Bina Keluarga Balita (BKB)' yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pengembangan anak usia dini holistik integratif (PAUD-HI), BKKBN berupaya membantu orangtua memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam pada periode ini.

"Hal ini meliputi berbagai aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial serta pendidikan karakter," terang Kepala BKKBN.

Upaya mewujudkan generasi emas juga dilakukan melalui Program GenrE, di mana program ini dikembangkan melalui 2 pendekatan yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) dan Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).

Lebih lanjut, penyiapan Generasi Emas dilakukan melalui pembangunan karakter yang berawal dari keluarga. Ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang dan penanaman nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian Anak.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BKKBN juga sebagai pembicara dalam Symposium VIII Upaya Peningkatan Cakupan KB Pasca Salin mengangkat tema tentang “Kebijakan BKKBN Dalam Meningkatkan KB Pascapersalinan”.

Menurutnya, pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) adalah faktor antara (proximate determinant) terbesar dalam penurunan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) di Indonesia.

Pelayanan KB sendiri merupakan pelayanan yang diberikan sepanjang siklus usia reproduksi meliputi pendidikan dan konseling kesehatan reproduksi pada remaja dan calon pengantin, konseling dan pelayanan KB pada PUS, promosi KB pascapersalinan pada ibu hamil, pelayanan KB pascapersalinan pada ibu bersalin dan nifas, serta pelayanan KB interval.

(vin)